Iklan

Jumat, 01 September 2023, 16:17 WIB
Last Updated 2023-09-10T07:16:33Z
OPINI

Politik Layang-layang

Menghadapi musim layang-layang. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan sampai pada yang tua lagi sedang demam layang-layang. Berbagai bentuk dan variasi layang-layang yang ditampilkan, mulai dari layang papau, layang maco, layang sugirai, layang sikapak dan layang-layang jantan badanguang.

Permainan layang-layang tersebut dilakukan di berbagai tempat, mulai di sawah, di lapangan terbuka, pokoknya lokasi yang memungkinkan mereka untuk manjoakan (maanjungan), untuk memulai menaikkan layang-layang.

Permainan layang-layang disebut juga dengan permainan tradisional. Tentu ada sejarah atau yang melatarbelakangi munculnya permainan ini di awal kemunculannya, bahkan sampai dijadikan sebagai salah satu permainan Tradisional. Biasanya permainan layanan tersebut dibuat dan dikontruksikan oleh pendahulu kita, ada tujuan dan nilai filosofinya.

Apapun itu pasti dalam pembuatan layang-layang ada nilai estetikanya, seni pembuatan dan nilai kreatifitasnya sehingga menghasilkan bentuk yang indah dengan warna dan gambar yang unik. Ada berbentuk pesawat, palang merah, palang hitam, silempang, burung dan lain sebagainya.

Permainan layang-layang bisa bermakna politis, karena kata orang lampau, salah satu yang menyebabkan manusia lupa dan lalai dengan waktu adalah ketika layang-layang sedang tegak tali, di samping ketika ota (pembicaraan) sedang didengarkan orang dan pancingan dicatuih (digigit) ikan. 

Begitu juga dengan politik, yang memberikan harapan dan mimpi yang akan bisa merubah status seseorang, dari yang biasa saja bisa beribah menjadi luar biasa, apalagi sekarang kita berada pada tahun politik. 

Kita bisa saja menafsirkannya, sesuai dengan sudut padang kita. Politik layang-layang ada positifnya dan ada juga negatifnya.
Politisi tahun politik ini sama halnya dengan layang-layang pada musim layang-layang. 

Partai politik sebagai produsen politisi mengusung calon yang akan bisa memenangi hati rakyat, dengan berbagai cara dan pendekatan yang dilakukan. 

Mulai dengan pemajangan baliho di berbagai tempat strategis, seperti baliho permanen, spanduk dipajang di batang pohon, tonggak listrik dan lain sebagainya sebagai media promosi dengan penampilan yang juga beragam. 

Seperti memakai peci atau kupiah, pakai baju jas, baju koko dengan selamirinya, dan ada juga dengan memakai atribut atau jaket partainya.

Ekspresi yang ditampilkan juga beragam sesuai dengan keinginan si calon didefinisikan seperti apa. Ada dengan ekspresi tertawa, dengan harapan agar dipersepsikan sebagai orang yang fresh, bahkan ada juga dengan tampilan tersenyum.  

Semua itu dilakukan agar menjadi faktor penarik minat masyarakat untuk memilihnya. Dalam teori political marketing disebut dengan istilah positioning.

Menarik memang untuk didiskusikan kaitan lomba layang-layang dengan pemilihan umum. Pemilihan umum adalah sebuah sarana demokrasi untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin. Sedangkan lomba layang-layang adalah ajang pertandingan memilih layang-layang yang terbaik, mulai dari aspek ketinggian, keindahan gerakannya, keindahan bentuk rupa dan gambar serta warnanya.

Artinya layang-layang yang terbaik dan ditetapkan sebagai pemenang tidak sekedar tinggi saja, tetapi juga keindahan gerakan/ goyangannya bersama dengan keindahan bentuk rupa dan warnanya. 

Ada beberapa indikator yang menjadi penilaian bagi tim penilai atau pemilih layang-layang terbaik, antara satu indikator dengan indikator lainnya mempunyai kaitan. 

Semua indikator itu harus terpenuhi dan dimiliki oleh layang-layang tersebut secara utuh dan komprehensif. 

Lomba layang-layang kalau dikait-kaitkan dengan politik, ternyata bisa juga dan ada relevansinya. Bahwa pemilihan umum juga merupakan ajang kompetisi, setiap calon di alam demokrasi diberi kesempatan untuk mensosialisasikan diri dan menonjolkan yang terbaik dari masing-masing calon dalam bentuk promotion. 

Seperti pada masa kampanye masing-masing calon memajang diri dengan fashion dan penampilan yang dianggap menarik oleh masyarakat seperti halnya layang-layang yang dibuat seindah dan semenarik mungkin, baik dalam bentuk warna, tagline, tema dan gambar.

Suatu hal yang harus menjadi perhatian bagi politisi kaitannya dengan lomba layang-layang adalah, bahwa layang-layang itu akan bisa naik kalau sudah terpenuhi beberapa unsur berikut ini. Pertama, harus ada orang yang menarik benang layang-layang. Kedua ada orang yang membantu menganjungkan (menjuak an) layang-layang. 

Ketiga, untuk bisa layang-layang naik tinggi harus ada benang yang panjang dan kuat. Keempat, stock benang harus tersedia dalam bentuk puntaran. Kelima, angin harus stabil dan cuaca kondunsif.


Poin pertama dalam konteks politik dari unsur di atas adalah peran partai politik. Partai politik mempunyai peranan yang sangat strategis untuk mengajukan calon wakil rakyat yang berkualitas, mempunyai kapasitas dan integritas. 

Tentu tidak sekedar menaikan dan mencalonkan saja.  Partai politik sudah harus punya sistem rekrutmen kader yang terukur untuk menjaring dan menyeleksi kader yang akan diajukan dalam kompetisi demokrasi melalui pemilihan umum. Seyogyanya partai politik tidak sekedar usung calon, memilih secara karbitan tanpa melewati proses pengkaderan apalagi kalau hanya mengedepan uang yang dimiliki si calon.

Biasanya pemilik layang-layang sebelum membawa dan mengikutsertakan layang-layangnya dalam pertandingan, sudah memastikan bahwa layang-layang yang akan berlaga itu sudah teruji, ada succes story dan sudah dipersiapkan sebelumnya. Contohnya sudah beberapa kali dinaikan melalui uji coba, menilai apakah sudah seimbang, apakah tali terajunya sudah terpasang dengan baik, apakah tidak ada yang gedek (berat sebelah).

Partai politik juga harus mempunyai tahapan seleksi dan menilai dulu apakah bakal calon tersebut berkualitas secara intelektual, matang secara emosional, kuat secara spritual, teguh secara moral, peduli dan empati secara sosial dan boleh juga dimasukan mapan secara finansial. 

Mapan secara finansial tidaklah menjadi wajib, namun bisa diposisikan sebagai sunnat. Kemudian menilai untuk dicalonkan pada tingkat mana? Apa untuk DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Dalam politik masa ini merupakan masa kampanye, suasana semakin panas, menegangkan dan penuh intrik. Masa ini berpotensi konflik, perkelahian, pertikaian melalui black campaign yang dilakukan oknum untuk menjatuhkan lawan politiknya.
Dalam lomba layang-layang bahwa angin harus stabil dan cuaca kondunsif. 

Kaitannya dengan pemilu adalah pelaksanaan kampanye harus berjalan secara damai, aman, tertib, kondunsif dan stabil serta penuh kekeluargaannArtinya dalam pelaksanaan kampanye ada etika dan kode etik penyelenggaraan kampanye, tidak dibenarkan black campaign, hasutan, atau memberikan imingan dan janji palsu yang mengelabui rakyat, kemudian meninabobokan masyarakat dengan pipisan kosong. Banyak materi kampanye yang disampaikan kurang mendidik, tidak memberdayakan masyarakat serta tidak menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat.

Harapan kita adalah menjadikan pemilihan umum sebagai media atau sarana untuk seleksi pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas secara intelektual, emosional, moral, sosial dan spritual. Para politisi juga perlu belajar dan mengambil pelajaran dari politik layang-layang pada aspek positifnya dan meninggalkan aspek negatifnya. Masyarakat kita dorong semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Satu Suara Menentukan Masa Depan Lima Tahun. 

Oleh : Nuryadi, S.H, M.M